Hampir 15 Tahun di Jawa

Malam ini pukul 22.48, saya sedang berada di sebuah ruang tunggu yang lumayan luas. Ada banyak orang di sini, masing-masing sibuk dengan ponselnya.

Sayapun lalu terpikir tentang 25 tahun lalu ketika pertama kali datang ke Surabaya.

Pertama kali menginjakan kaki di kota pahlawan ini, di bulan Mei 2000. Kala itu, saya datang bersama Bapak dan langsung menuju rumah om yang kebetulan bertempat tinggal di kawasan perum TNI AL di kawasan Surabaya Utara.

Sebenarnya maksud awal kedatangan saya di Surabaya kala itu, hanyalah untuk jalan-jalan ke rumah om, sambil mengikuti bimbel untuk persiapan ikut UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri).

Sedikitpun tidak terlintas di kepala saya, akan menetap hingga puluhan tahun di sini.

Ternyata, cerita hidup mengatakan lain. Meski saya nggak Lulus UMPTN, mama memperbolehkan saya untuk kuliah di PTS yang ada di Surabaya.

Dan siapa sangka, keputusan mama tersebut malah membuat saya semakin jauh darinya. Semenjak mengenal seorang lelaki Kakak kelas, dan melanggar aturan Bapak, yaitu nggak boleh pacaran dulu sebelum Lulus kuliah dan bekerja.

Dan begitulah, sejak mengenal pacar-pacaran, saya seolah lupa dengan mama. Terlebih, Surabaya tuh cocok dengan karakter saya yang seorang introvert.

Saya bebas ngapain aja tanpa perlu takut dibicarain orang dan bikin orang tua, khususnya mama saya sedih.

Dan yang lebih penting, saya bisa berusaha untuk menjadi sukses, meski tanpa dibayangin oleh pengaruh keluarga maupun ortu.

Selama 25 tahun di sini, sesungguhnya saya sempat tinggal di daerah lain, selain Surabaya.

Setelah 12 tahun di Surabaya, saya pun mengikuti suami yang saat itu sedang bekerja di sebuah proyek pembangunan jalan tol di Jombang.

Setelah kurang lebih 3 tahun di Jombang, saya kembali ke (mendekati) Surabaya. Dan memutuskan tinggal di pinggiran Sidoarjo mepet Surabaya.

Niatnya sih untuk sementara, ternyata saya menghabiskan waktu kurang lebih 8 tahunan di Sidoarjo sebelum akhirnya kembali ke Surabaya dan menghabiskan waktu sampai hari ini.

Kalau ditanya, mengapa sih menikah selama belasan tahun nggak berpikir untuk beli rumah saja?.
Well, selain duitnya yang nggak mumpuni, dan saya nggak suka punya hutang jangka panjang jika KPR. Pun juga, keknya emang saya kurang berjodoh dengan kota ini.

Seringnya kesempatan yang ada, di saat yang kurang tepat.

Mungkin kah karena tidak adanya restu yang nyata dari mama saya?. Karena selama ini, mama tak pernah benar-benar mengizinkan saya hidup 'sebatang kara' di 'negeri orang'.

Entahlah, mungkin sudah waktunya saya menyerah dalam melawan restu ortu, sudah waktunya saya nurut sama ortu, khususnya mama yang saat ini tinggal sendiri setelah ditinggal Bapak.

Apapun itu, saya tetap bersyukur bisa berada di Surabaya, meski selama 25 tahun tidak selamanya ada di kota pahlawan ini.

Sejujurnya I love Surabaya, jatuh cinta banget sama kota ini. Kota yang bikin saya bisa jadi diri sendiri. Kota yang tidak memaksa saya untuk menjadi orang lain.

Tapi mungkin memang kota ini bukan jodoh saya selamanya. Apalagi akhir-akhir ini saya tinggal di daerah yang mana hampir setiap hari kalau keluar melewati pinggiran makan. Saya jadi berpikir, kalau nanti saya nggak ada, kira-kira saya dimakamkan di mana ya?.

Di Surabaya, ada sih makam yang bagus dan teratur. Ada di daerah Keputih sana.
Tapi, untuk bisa dimakamkan di sini dengan malam yang rapi, ada biaya yang harus dibayarkan.

Bisa-bisanya ya saya berpikir tentang hal ini, tapi bukannya pada akhirnya kita manusia memang akan berpulang ke sisi-Nya?

Pemikiran-pemikiran demikian, bikin saya berpikir, apakah memang saya tidak berjodoh dengan kota ini?.

Ah entahlah.
Yang jelas, selama 25 tahun di Surabaya, I am happy.

Surabaya, 16 Januari 2025

1 komentar :

  1. 15 tahun bukan waktu yang pendek tentunya. Pastinya banyak cerita yang baru sebagian besar tertulis di blognya ya. Semoga senantiasa sehat mb Rey, syukur "bisa pulang ke kampung halaman ya

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)