5 Hal Salah Kaprah Orang Awam Terhadap Ibu Bekerja di Rumah

salah kaprah orang terhadap irt bekerja di rumah

Setelah menjalani profesi sebagai ibu bekerja di rumah, sebagai blogger selama bertahun-tahun, saya sering banget mendengarkan beberapa anggapan salah kaprah beberapa orang awam terhadap kondisi ibu bekerja dari rumah.

"Enak ya kalau bisa bekerja dari rumah, lebih mudah ketimbang kerja kantoran!"

"Enak ya kamu, kerja dari rumah, lebih santai, nggak dikejar waktu macam ibu bekerja kantoran!"

"Kamu mah enak kerja di rumah, lebih fleksible!"

"Enak banget ya kerja di rumah, bisa dapat duit, bisa membersamai anak-anak juga!"

Dan beberapa ungkapan rasa iri atau sekadar toksik yang positif lainnya.

Kebanyakan orang awam ini memang nggak salah sih, hal yang mereka ungkapkan mungkin juga dipengaruhi oleh iklan-iklan tentang 'benefit ibu bekerja dari rumah' yang banyak para pebisnis MLM maupun afiliasi gembar gemborkan di media sosial.

Padahal mah, percayalah! kagak selalu seenak dan semupeng itu kok. Saya pribadi, bahkan pengen banget bisa kerja kantoran dengan gaji tetap, even pekerjaannya menantang.

Yang penting, kerjanya di kantor, bukan di rumah, serius! hahaha.


5 Hal Salah Kaprah Orang Awam Terhadap Ibu Bekerja di Rumah

Setidaknya, ada 5 hal yang menjadi salah kaprah para orang awam terhadap kondisi ibu yang bekerja dari rumah. Di antaranya:


1. Ibu Bekerja di Rumah Lebih Mudah

Mungkin dalam bayangan kebanyakan orang awam, khususnya para ibu bekerja kantoran, bahwa para ibu yang bekerja dari rumah ini lebih mudah, karena nggak perlu terikat sama aturan kantor dan bos.

Jadi, bisa bekerja dengan lebih mudah dan happy.

Nggak ada bos toksik, nggak ada rekan kerja yang bermuka dua, nggak ada aturan yang terlalu mengikat.

Asyik kan?.

Kenyataannya?

Memang sih, nggak perlu bekerja dengan bos dan rekan kerja yang bikin kita nggak nyaman. Bisa bekerja dengan aturan yang kita buat sendiri dan menyesuaikan kondisi dan karakter diri kita.

Akan tetapi, enggak semudah itu juga!.

Justru karena nggak ada aturannya, kita harus bekerja lebih keras untuk bikin aturannya sendiri, ikutin aturan sendiri dengan disiplin dan konsisten. Dan percayalah, justru di sinilah letak tantangannya yang luar biasa.

Apalagi dengan kondisi yang kayak saya, nyaris nggak punya support sistem sama sekali, harus mengerjakan semuanya sendiri. Ya cari duit dari rumah, urus anak, urus rumah.

Luar biasa banget tantangan untuk bisa disiplin dan konsistennya.


2. Ibu Bekerja di Rumah Lebih Santai

Ini kayaknya berkaitan dengan poin pertama, nggak ada aturan mengikat, nggak ada bos, nggak ada rekan kerja yang bikin nggak nyaman. Jadinya dalam pikiran orang awam, tentunya bisa lebih santai.

Kenyataannya?

Kata siapa lebih santai? yang ada lebih rempong, hahaha.

Ini saya berbicara tentang kondisi diri sendiri ya, yang mana kondisi saya paling banyak dialami para ibu zaman now. Jadi ibu rumah tangga, tanpa ART maupun support sistem yang mumpuni.

Jadinya luar biasa rempong, dan saya sangat memaklumi jika banyak ibu rumah tangga yang tak kuat menjalani profesi double (IRT dan bekerja mencari uang), karena serempong itu.

Kok bisa?.

Ibaratnya gini, kalau tujuan bekerja di rumah adalah menghasilkan uang secara konsisten, ya tentunya kerjaannya juga harus konsisten kayak kerja kantoran.

Bayangin saja, kerjaan seorang ibu rumah tangga yang keseharian struggling dengan mengurus anak-anak dan keluarga, ditambah dengan kerjaan kayak kantoran tapi lebih effort, karena semua harus dikerjakan sendiri, nggak kayak kerja kantoran yang ada bidang tersendirinya.  


3. Ibu Bekerja di Rumah Lebih Fleksible

Mungkin karena dalam bayangan orang awam, bekerja dari rumah tanpa harus ngantor itu, tanpa bos pulak, bikin kerjaannya bisa lebih fleksible. Bisa dikerjakan di mana dan kapan saja.

Kenyataannya tidak bisa sepenuhnya seperti itu ya. Dari pengalaman saya, kalau mau menghasilkan uang dengan konsisten dan seimbang, ya wajib punya jadwal kerja yang utama dan konsisten.

Jangan cuman 'kalau ada waktu baru dikerjakan', tapi sediakan waktu untuk bekerja, dan usahakan waktunya harus diadakan khusus dan konsisten. Kalau tidak? jangan harap bisa menghasilkan uang sesuai harapan.

Jadi anggapan lebih fleksible itu tidak sepenuhnya benar, kenyataannya kalau bekerja untuk uang, ya wajib disiplin dan bijak memanfaatkan waktu fleksible itu.  


4. Ibu Bekerja di Rumah Bisa Sering Membersamai Anak

Setelah menekuni profesi sebagai ibu rumah tangga yang bekerja di rumah dan membersamai anak-anak, saya memutuskan bahwa, kondisi ibu bekerja kantoran itu adalah yang terbaik.

Mengapa?. Karena jelas hasilnya.

Ibu yang bekerja di rumah sesungguhnya tak bisa membersamai anak dengan baik, seringnya anak-anak cuman dapat raga ibu yang setiap saat fokus pada kerjaannya, serta emosi ibu.

Kebayang kan anak-anak yang dibersamai oleh ibu dengan kondisi seperti itu?. 

Bisa banget sih diusahakan seimbang, tapi tidak semudah itu, apalagi kalau orientasi bekerja dari rumah adalah menghasilkan uang untuk membiayai semua keluarga.

Butuh support sistem banget, baru bisa benar-benar menikmati kondisi menghasilkan uang dari rumah, dan bisa sering membersamai anak. 


5. Ibu Bekerja di Rumah Lebih Punya Waktu Seimbang

Mungkin maksud beberapa orang awam adalah karena kesehariannya bekerja di rumah, jadi proporsi waktu antara bekerja dan keluarga serta diri sendiri itu seimbang. Tidak seperti kerja kantoran yang punya waktu strict yang tak bisa ditawar-tawar, sehingga sering kali harus mengorbankan waktu bersama keluarga.

Kenyataannya, sama seperti poin-poin di atas, tidak bisa se'enak' itu kok. Tetap butuh manajemen waktu yang jauh lebih ketat, untuk bisa menyeimbangkan waktu yang dipikir seimbang itu.

Kalau tidak, ya mungkin waktu bersama keluarga tetap terjaga, tapi untuk kerjaan tidak. Dan jangan dipikir bekerja di rumah dengan sesuka hati, penghasilan bakalan datang dengan deras. Tidak! uang akan datang kepada para pekerja freelance sesuai dengan seberapa besar usahanya.  

Berbeda dengan para pekerja kantoran, yang gaji atau penghasilan cenderung stabil, para ibu rumah tangga yang bekerja di rumah atau biasa disebut freelance ini, penghasilannya sesuai usahanya.

 

Kesimpulan dan Penutup

Menjadi ibu yang bekerja dari rumah memang terlihat menarik di mata banyak orang, tetapi kenyataannya tidak selalu seindah yang dibayangkan. Anggapan bahwa pekerjaan ini lebih mudah, lebih santai, lebih fleksibel, bisa lebih banyak waktu bersama anak, dan memiliki keseimbangan hidup yang lebih baik, sering kali tidak sesuai dengan realitas.

Justru, ibu bekerja dari rumah menghadapi tantangan yang tidak kalah berat dibandingkan ibu yang bekerja kantoran. Tanpa aturan yang jelas dari atasan, mereka harus disiplin mengatur jadwal sendiri. Tanpa rekan kerja yang membantu, mereka harus menangani semua urusan rumah tangga dan pekerjaan seorang diri. Fleksibilitas yang dianggap sebagai keuntungan, pada kenyataannya membutuhkan manajemen waktu yang lebih ketat agar tetap produktif.

Pada akhirnya, baik bekerja di rumah maupun di kantor, masing-masing memiliki tantangan dan kelebihannya sendiri. Yang terpenting adalah bagaimana setiap ibu bisa menemukan keseimbangan yang paling sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya. Jadi, sebelum menganggap bahwa ibu bekerja dari rumah itu "lebih enak", ada baiknya memahami perjuangan yang mereka jalani setiap hari.


Elweel, 12-02-2025

1 komentar :

  1. Itu yg bilang begitu, kurasa ga pernah merasakan kerja di rumah yaa? Atau dia kerja di rumah tp punya banyak asisten. Ga pusing mikirin kerjaan rumah yg blm selesai, suara anak2 ribut, atau sinyal yg naik turun.

    Pas msh kerja kantoran, aku ga kebayang kalo hrs kerja di rumah Rey. Krn tauuuu banget kerjaan di rumah ga bakal ada endingnya. Lebih capeeeek. Enakan kantor lah. Jam nya tetap, gaji lancar, bonus ada.

    Walaupun pada akhirnya aku resign juga, tp ga tertarik kerja di rumah, secara aku tahu ga bakal bisa nyaman. Makanya heran yg ngomong enak segala macam, itu beneran ga tau atau nyinyir 🤣🤣

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)