3 Hal Penting Yang Harus Diketahui Para Gen Z

hal penting untuk gen z

Akhir-akhir ini saya sering berselancar di aplikasi medsos Threads, meski nggak sering-sering amat sih. Tapi saya akhirnya mulai sedikit (saya ulangi, sedikit aja sih) terganggu dengan kebanyakan tulisan orang-orang yang opininya terlalu sempurna.

Kalau saya pikir, orang-orang yang punya pikiran begini, mostly gen Z sih. 


Apa itu Gen Z?

Gen Z merupakan singkatan dari Generasi Z. Dalam bahasa sehari-hari dikenal sebagai zoomers. Generasi ini sebagian besar merupakan anak-anak dari generasi baby boomers yang lebih muda, ada pula anak dari generasi X bahkan milenial.

Beberapa peneliti dan media seringnya menggunakan tahun lahir generasi ini di pertengahan tahun 1990-an sebagai tahun awal kelahirannya. Sedangkan akhir tahun kelahirannya adalah awal tahun 2010-an.

Dari hal itu, paling sering didefinisikan bahwa di Indonesia, para generasi Z ini adalah orang-orang yang lahir di rentang tahun 1997 hingga 2012.

Salah satu kelebihan generasi Z adalah banyak yang sudah mengerti dan peduli akan kesehatan mental.

Generasi ini lebih istimewa karena merupakan generasi sosial pertama yang tumbuh dekat dengan akses internet dan teknologi digital portable sejak usia muda.

Bahkan, gen Z sering dijuliki sebagai 'digital native' atau sebutan untuk orang-orang yang tumbuh bersamaan dengan reformasi digital.

generasi z adalah

Generasi Z punya karakteristik dan ciri - ciri umum sebagai berikut:

  • Lebih banyak yang mahir dan menggandrungi teknologi informasi dan berbagai aplikasi komputer. Karenanya, generasi ini lebih mudah mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan pendidikan apapun. Hampir semua generasi Z mengenal dunia dari smartphone atau media sosial. Mereka tahu tentang semua seluk-beluk teknologi. Bahkan, kemampuan teknologi mereka seolah merupakan bawaan sejak lahir.

  • Senang berkomunikasi dengan semua orang, khususnya menggunakan media sosial seperti Facebook, Twitter, LINE, WhatsApp, Telegram, Instagram, atau SMS. Dengan media ini para gen Z lebih bebas berekspresi dengan apa yang dirasa dan dipikir secara spontan.

  • Belajar dari kesalahan generasi milenial dan sebelumnya dalam menggunakan medsos. Sehingga gen Z lebih aware dalam share sesuatu yang bersifat pribadi di media sosial.

  • Generasi Z dikenal lebih mandiri dalam hal mempelajari sesuatu. Berbeda dengan generasi sebelumnya, mereka memilih untuk belajar sendiri tanpa menunggu orang tua mengajari mereka.

  • Dalam memaknai perbedaan, generasi Z cenderung lebih toleran, dan juga peduli dengan lingkungan sekitar.

  • Generasi ini juga terkenal multitasking, terbiasa menjalani berbagai aktivitas dalam satu waktu yang bersamaan. Misalnya membaca, berbicara, menonton, dan mendengarkan musik secara bersamaan. Hal ini dikarenakan mereka ingin segala sesuatu serba cepat, tidak bertele-tele dan berbelit-belit.

  • Generasi Z cenderung menempatkan uang dan pekerjaan dalam daftar prioritas. Mereka ingin membuat perbedaan, tetapi hidup dan berkembang adalah lebih penting.

  • Cenderung kurang dalam komunikasi secara verbal, cenderung egosentris dan individualis, cenderung ingin serba instan, tidak sabaran, dan tidak menghargai proses.

  • Generasi Z merupakan generasi pertama dunia digital. Smartphone dan media sosial tidak dilihat sebagai perangkat dan platform, tapi lebih pada cara hidup. 

  • Generasi ini tumbuh dengan tidak cepat merasa puas diri. Sebanyak 75% dari Gen Z bahkan tertarik untuk memegang beberapa posisi sekaligus dalam sebuah perusahaan, jika itu bisa mempercepat karier mereka.


3 Hal Penting Yang Harus Diketahui Para Gen Z

Jika melihat dari definisi dan ciri khas para gen Z ini, memang sih banyak yang positif. Bahkan, sebagai mamak milenial saya mengakui, sikap dan sifat dari ciri khas mereka adalah terbaik.

Namun sayangnya, kelebihan tersebut jadinya berjalan dengan terlalu berlebihan. Dari opini-opini yang (kebanyakan) generasi Z ini tulis di media sosial, baik dari tulisan status akun media sosial sendiri, ataupun berkomentar di tulisan akun orang lain, seringnya menunjukan bahwa generasi ini tidak mentolerir adanya hal yang kurang, khususnya dalam hal uang.

Entah mengkritik orang yang kesulitan dalam mengasuh anak, yang ketika tua masih harus bekerja keras demi anak bahkan cucu.

I mean, memang benar sih, ekspektasi mereka terhadap orang-orang di masa tua yang punya kehidupan lebih tenang dan tentram itu luar biasa bagus.

Tapi kok saya jadi khawatir, jangan-jangan para gen Z ini melupakan 3 hal penting seperti di bawah ini:


1. Sisakan Sedikit Ruang di Hati untuk Kegagalan

Yup, kegagalan.

Kalau membaca opini para kebanyakan gen Z dan mungkin sebagian generasi lainnya juga sih. Kayaknya kok mereka tuh menganggap hidup itu lurus aja terus. Semua yang direncanakan dengan matang dan diusahakan dengan maksimal akan selalu tercapai.

Padahal, hidup tidak bisa terus begitu kan?.

Harus dipahami, orang-orang yang sukses tidak serta merta menjalani hidup sukses begitu saja. Kalau #KataReySukses adalah kumpulan ratusan bahkan ribuan kegagalan dan kekecewaan yang berhasil diterima dengan baik.

Yang menjadi pertanyaan, dengan sikap kebanyakan gen Z yang kurang sabar tersebut, apakah mereka bisa melakukan hal itu?.

Atau jangan-jangan ujungnya malah menyalahkan orang tua mereka yang katanya tidak mau berusaha lebih keras agar bisa mewariskan kesuksesan dan hidup nyaman buat anak-anaknya?.

Nyatanya kan tidak bisa seperti itu.

Ada juga ortu yang sudah bekerja mati-matian, tapi memang bukan takdirnya hoki kayak orang-orang yang uangnya banyak itu.

Allah menciptakan manusia dengan ujiannya masing-masing, dan sebagian manusia diuji dengan ekonomi dalam berbagai kegagalan.

Karenanya, di dalam kesempurnaan hidup yang ada di opini para kebanyakan gen Z, please sisakan sedikit ruang dalam hati untuk bisa menerima kegagalan, sehingga punya semangat untuk terus berusaha lebih baik.


2. Kita Harus Memilih, Tak Bisa Memiliki Segalanya

Poin ini berkaitan erat dengan poin nomor 1 di atas, di mana kehidupan sempurna yang ada di opini kebanyakan gen Z itu tidak bisa semua tercapai. Karena pada dasarnya hidup adalah sebuah pilihan, kita hanya bisa memilih satu, tak bisa memiliki semuanya.

Misal, kalau pengen punya anak yang tumbuh dalam parenting dan mental terbaik, maka hal ini hanya bisa dilakukan jika salah satu bahkan kedua ortu 'selalu ada' buat anak. Itu berarti, kita harus mengorbankan karir dan pendapatan keuangan.

Kalau mau karir oke, uang terjamin, persiapan masa tua berjalan sempurna. Kita harus menerima, kalau hal-hal di rumah tidak akan bisa sesempurna yang kita harapkan, apalagi kalau menyangkut anak.

Bahkan kalau pengen karir oke, biasanya masalah pribadi kayak relationship yang sempurna seperti harapan kita sulit untuk didapatkan.

Itulah mengapa, banyak tulisan seperti ini,

"Masih misteri, mengapa cewek yang mandiri, keuangan oke, pinter mengurus diri, dapatnya pasangan yang mokondo!"

Jawabannya, karena kita nggak bisa memiliki semuanya, kita harus memilih jalan yang terbaik versi kita, dan percayalah tidak ada yang sempurna dari pilihan tersebut.


3. Jalan Hidup Tidak Ada yang Sempurna  

Last but not least yang mengaitkan kedua poin di atas adalah, bahwa hidup tidak ada yang sempurna. Jadi, tidak semua orang yang dilihat hidupnya berantakan, adalah orang toksik yang tidak peduli akan hidupnya sejak awal.

Nyatanya, banyak juga yang sudah mati-matian berjuang, tapi memang nasibnya aja yang belum bisa berubah sesuai harapannya.

Itulah hidup, karena kita semua hidup di dunia, tentunya tak bisa seindah dan sesempurna surga.


Kesimpulan dan Penutup

Generasi Z memang memiliki banyak kelebihan yang patut diapresiasi, terutama dalam hal kecerdasan digital, kesadaran akan kesehatan mental, serta semangat untuk meraih kehidupan yang lebih baik. Namun, di balik segala keunggulan tersebut, ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar tidak terjebak dalam ekspektasi yang terlalu sempurna terhadap kehidupan.

Hidup tidak selalu berjalan lurus sesuai rencana. Kegagalan adalah bagian dari proses menuju kesuksesan, dan setiap orang memiliki ujian masing-masing. Tidak semua orang bisa memiliki segalanya, karena hidup selalu menuntut kita untuk memilih. Selain itu, kesempurnaan yang diharapkan dalam berbagai aspek kehidupan sering kali bertabrakan dengan realitas yang penuh ketidakpastian.

Sebagai generasi yang tumbuh di era digital, Gen Z memiliki potensi besar untuk membangun masa depan yang lebih baik. Namun, penting untuk tetap membuka ruang bagi kegagalan, memahami bahwa hidup adalah serangkaian pilihan, dan menerima bahwa tidak ada jalan hidup yang benar-benar sempurna. Dengan begitu, mereka bisa lebih bijak dalam menghadapi kehidupan tanpa terjebak dalam ekspektasi yang tidak realistis.


Elweel, 15-03-2025

Sumber:

  • https://id.wikipedia.org/wiki/Generasi_Z diakses 15-03-2025
  • Opini pribadi

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)