Setia Ngeblog, Tidak Asal Tergoda Peluang Usaha Lain, Ini Alasannya!

setia ngeblog

Tahun lalu, ketika meminta bantuan dinas UPTD PPA Surabaya atas kasus Penelantaran Keluarga atas kasus penelantaran keluarga yang saya alami, mereka memberikan salah satu solusi agar saya mengurus surat cerai saja.

Dengan pilihan itu, mereka akan membantu saya dengan pendampingan melewati pengurusan surat cerai, menuntut hak anak, nafkah ini itu yang terhutang dan semacamnya. Setelahnya saya akan diusahain dikasih modal sedikit buat jualan.

Saya langsung puyeng.

Jujur, anjuran agar saya jualan ini nggak sekali dua kali datang mengusik. Saya menyebutnya mengusik, karena nggak sekali dua kali dan dari banyak orang yang nyarankan.

Mulai dari keluarga suami, terutama ibu mertua. Beberapa teman online, hingga pihak UPTD PPA Surabaya dan terakhir keluarga saya sendiri, terutama kakak saya.

Kalau mama nggak pernah minta begini begitu, karena paham betul apa masalahnya. Selain modal, kondisinya nggak memungkinkan juga, ditambah saya kurang sergep untuk masalah cari duit menggunakan banyak tenaga.

Sebenarnya, saya nggak masalah sih mencoba jualan offline. Jualan minuman kek, seperti yang kakak saya sarankan. Masalahnya kakak saya belum pernah coba menghasilkan uang dari jualan minuman, dia cuman liat orang lain melakukan hal itu, dan liat betapa banyak untungnya.

Loh? emangnya kenapa kalau cuman melihat?.

Karena dengan begitu, dia nggak tahu 'seberapa panjang' hal yang harus disiapkan sampai bisa mendapatkan keuntungan yang terlihat menggiurkan itu. Dan seberapa besar pengorbanan yang harus dia lakukan untuk itu.

Bukan hanya saran jualan offline yang tidak bisa saya ikutin, bahkan saran-saran bahkan ajakan dari peluang usaha online lainpun saya abaikan.

Beberapa teman menawarkan berbagai peluang baru, baik itu jualan produk digital dan semacamnya, tapi saya tetap bergeming.


Mengapa sih?. 

Karena saya punya 4 blog yang harus dibayar perpanjangan domain dan hostingnya setiap tahun. Sehingga saya tak bisa seenaknya membiarkan blog saya mati suri begitu saja.

Dan alasan utamanya adalah, karena sudah belasan tahun saya menjadi IRT yang tak pernah berdiam diri menanti uang dari suami semata. Saya sudah menjalani berbagai usaha, mencoba ini itu, dan sampai di kesimpulan bahwa, tidak ada usaha yang bisa jalan dan menghasilkan dengan baik, selain usaha yang dijalankan secara fokus dan konsisten.

Dari alasan tersebut merujuk pada kondisi saya, yang mana sebenarnya saya kesulitan mencari waktu yang fokus untuk menjalankan usaha tersebut.

Keseharian saya sekarang bersama mama dan anak-anak. 

Saya harus memasak beberapa makanan, untuk anak-anak lain, untuk mama lain, untuk saya sendiri lain. Karena si Adik khususnya nggak suka makan ikan, jadi harus ikan tanpa tulang yang digoreng tepung. 

Mama nggak boleh makanan yang ada garam dan minyaknya sama sekali, tapi harus enak. Dan saya sebenarnya bisa aja makan sama kayak si Adik, tapi kan jadinya lebih mahal.

Jadilah masak 3 macam, yang bikin waktu saya habis di dapur.

Belum lagi harus nyuci, nyetrika, urus anak, siaga dengan tensi mama agar selalu normal.

Baca : Menjaga Tensi Mama Agar Terus Normal

Ditambah usia saya yang udah nggak mudah lagi, kondisi tubuh tak lagi fit, seringnya setelah masak dan beberes, saya nggak mampu lagi menahan kantuk tak terkira.

Alhasil, jangankan ditambah menjual minuman atau semacamnya, bahkan blog saya jadi tidak seaktif sebelumnya.

Padahal saya masih punya tanggungan hutang yang belum dibayar seluruhnya. Saya juga harus memikirkan nasib masa depan anak-anak. Karena selama ini saya bergantung di mama, biaya hidup kami bertiga ikut mama, sementara mama cuman pensiunan dengan gaji pensiun yang sangat tak seberapa.


Nah, karena penolakan yang terlihat tanpa peduli alasannya itu, beberapa orang eh bahkan banyak orang yang menganggap saya terlalu banyak excuse. Beberapa orang malah menanyakan berapa sih penghasilan blog saya per bulan, sampai nggak mau berhenti ngeblog, atau dengan kata lain lebih mengutamakan blog?.

Well, kalau untuk penghasilan sih beragam, kalau di Surabaya bisa jutaan perbulan karena jenis job yang didapatkan beragam. Tapi kalau di Buton, apalagi di rumah mama, jauh lebih kecil, karena cuman sedikit job yang bisa saya dapatkan, yang dipengaruhi oleh faktor lokasi dan kondisi di sini.

Kalau nggak banyak, kenapa masih tetap mempertahankan atau mengutamakan blog setiap hari?. Kenapa nggak coba peluang lainnya, jualan misalnya?.

Alasannya, karena:


1. Sadar Bahwa Tidak Ada Usaha yang Sukses Tanpa Modal, Fokus dan Konsisten

Saya udah belasan tahun menjadi IRT, mulai dari tahun 2012an sampai 2014. Tahun 2015 saya kembali kerja kantoran dan resign lagi di tahun 2016.

Setelah itu saya menjadi IRT sampai sekarang.

Di tahun awal jadi IRT, saya tak diam saja. Berbagai usaha online saya cobain. Mulai dari jualan jilbab dan pakaian wanita, hingga jualan pakaian anak melalui facebook.

Saya juga mencoba jualan makanan, saat itu saya lumayan lama bergelut dengan terigu, telur dan semacamnya karena memproduksi frozen brownies sendiri. Lalu saya pasarkan di twitter.

Baca : 7 Cara Menghasilkan Uang Dari Twitter atau X, Wajib Coba!     

Setelah itu saya coba berbisnis MLM Oriflame, dijalankan dengan seserius mungkin, bahkan 2 kali mengulang bisnisnya dengan upline dan jaringan bisnis yang berbeda.

Lalu akhirnya saya bertemu profesi blogger yang bisa menghasilkan uang.

Dengan beberapa pengalaman tersebut, dan jangka waktu yang nggak pendek, serta keseriusan yang saya tuangkan setiap kali menjalankan usaha. Saya jadi menyadari satu kesimpulan penting, bahwa tidak ada usaha yang sukses tanpa modal, fokus dan konsisten.

Semua usaha butuh modal, baik modal uang untuk membeli atau menyediakan perlengkapannya, modal tenaga yang nggak hanya sesekali, serta modal konsisten tanpa jeda yang terlalu lama.

Saya bahkan harus merelakan beberapa modal dari usaha yang paling terlihat, yaitu jualan frozen brownies.

Dari jualan itu, saya punya oven gas yang lumayan gede, punya freezer yang juga lumayan ukurannya, banyak cetakan brownies dan perintilan lainnya. Kebayang kan berapa biaya yang dikeluarkan untuk membeli semua itu, lalu berakhir dengan mangkrak begitu saja karena usaha frozen brownies nya nggak diteruskan.

Mengapa nggak diteruskan? saya nggak sanggup!, hahaha.

Sering terjadi, habis ada orderan agak banyak, saya langsung tepar. Harusnya sih rekrut yang bantuin, tapi belum berani bayar gajinya dengan penghasilan yang masih ngos-ngosan.

Dan terlihat kan, ketika memulai usaha, jika ingin jangka panjang, maka siapkan modal yang banyak. Dan pastikan harus konsisten, kalau enggak ya rugi di inventaris yang mangkrak.

Modalnya bukan cuman uang ya, tapi tenaga, waktu, strategi dan yang paling penting, mau selalu belajar dan upgrade dan FOKUS!.


2. Sadar Waktu yang Dipunyai Tak Konsisten Luang

Nah ini yang juga tak kalah penting, masalah waktu. 

Saat ini, kondisi saya bahkan lebih parah dari sebelumnya, di mana jika sebelumnya waktu saya cuman habis buat urus anak-anak, sekarang ketambahan habis di dapur karena harus masak buat mama juga.

Yang jadi masalah adalah makanan mama berbeda dengan lainnya, nggak boleh pakai garam dan minyak, nggak boleh ikan cakalang. Meanwhile si Adik nggak mau ikan lain, selain cakalang yang digoreng tepung.

Belum lagi mama punya beberapa kegiatan lain, kakak saya memberikan mama ayam buat dipelihara, alhasil saya juga harus ikutan mama mengurus ayam-ayam, membersihkan rumah dan halaman. Ya Allaaahhh, waktu akoh habis di kerjaan itu saja.

Yang paling bikin kesal tuh masak, mana saya nggak sergep untuk kerjaan dapur kan, alhasil lamanyaaaaa, nggak kelar-kelar.

Kebayang nggak sih kalau saya mulai membangun sebuah usaha, tapi waktu yang disiapkan cuman sebentar-sebentar doang. Pegimana bisa berhasilnya?.

Dan dijamin, kalau udah fokus ke usaha baru, saya akan meninggalkan blog karena semakin sulit mencari waktu buat menulis.


3. Sadar Bahwa Biaya Perpanjangan Domain dan Hosting itu Mahal

Hal lainnya adalah karena saya menyadari bahwa biaya perpanjangan domain dan hosting dari beberapa blog saya tuh mahal, setidaknya buat saya. Karenanya, blog-blog saya harus menghasilkan uang, dan untuk menghasilkan uang, ya setidaknya harus aktif.

Aktif menulis di blog saja, belum tentu bikin job akan datang sesering mungkin, apalagi nggak aktif sama sekali kan ye. 


4. Sadar Bahwa Kemampuan Fisik Sudah Berkurang

Alasan lain adalah, karena saya menyadari kemampuan fisik diri ini udah nggak sehebat dulu. Meskipun saya masih sanggup begadang, bukan berarti hal ini bisa terus dilakukan karena sangat berdampak buruk bagi kesehatan saya.

Selain itu, karena usia dan kurang istrahat, kemampuan fisik saya tuh udah makin berkurang. Mudah lelah dan ngantuk, bahkan dalam keseharian ketika saya mendahulukan membereskan kerjaan rumah, setelahnya saya malah ngantuk tak tertahankan karena kecapekan.

Dengan keterbatasan tersebut, bagaimana saya bisa tetap menulis di blog, jika waktu saya dan kemampuan fisik saya terpakai di pekerjaan lain lagi.


5. Sadar Bahwa Blog itu Sumber Penghasilan Berkesinambungan

Last but not least, yang jadi alasan kuat mengapa setia pada blog adalah karena dibanding semua peluang lainnya, blog adalah satu-satunya usaha yang saya tekuni yang bisa memberikan penghasilan berkesinambungan. 

Bahkan ketika nantinya sudah tak mampu menjalankan semua blog, bisa dijual dengan harga yang lumayan menggiurkan. Berbeda dengan usaha yang lain, yang belum tentu bisa diandalkan dalam jangka panjang.

Blog bukan hanya sebagai sarana menulis, menerima job kerjasama backlink atau semacamnya. Tapi blog dan domain serta akun adsense-nya pun bisa dijual dengan harga yang menarik.

Semakin lama umur domain, semakin mahal harganya. 


Demikianlah beberapa alasan mengapa saya masih setia pada blog, dan tidak atau belum tergoda peluang usaha lain. Apalagi usaha yang tidak saya kuasai, setidaknya untuk saat ini.


Elweel, 13-04-2025

2 komentar :

  1. Yah.. kan kebanyakan orang, berpikir bahwa berbisnis atau mendapatkan pemasukan hanya bisa dilakukan dengan "jualan" produk. Banyak dari mereka yang tidak paham bahwa "jualan" bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti jual jasa, atau jual "diri".

    Bisnis memang harus dilakukan dengan memperhitungkan banyak hal, sebagian di antaranya persis seperti yang dikatakan Rey di atas. Kalau memang waktu dan tenaga tidak memungkinkan, ya jangan dijalani, karena hampir pasti akan gagal.

    Lagi pula, bukankah dikau sekarang pun sekarang sedang berbisnis? Cuma lewat blog? Dunia yang kamu kuasai, iya kan? Lalu kenapa harus berjualan produk yang tidak dikau pahami dengan baik? Resikonya menjadi sangat besar.

    Kalau saya sih berpikir yang harus dilakukan Rey, bukan beralih mengikuti saran orang lain, tetapi lebih kepada "Bagaimana mengembangkan bisnis blog yang sudah ada agar menjadi lebih besar". Dengan begitu pemasukan bisa menjadi lebih bsar.

    Silakan dipikir Rey... (Kalau saya sudha menemukan caranya dgn menawarkan jasa digital marketing) dan memisahkan antara blog dan bisnis. Pemasukannya lebih besar daripada mengandalkan content placement atau iklan.

    Cuma Rey pasti punya jalan sendiri yang sesuai dengan karakter dan kondisi Rey...

    Saran lainnya tetap sama, suami yang tidak bertanggung jawab kenapa harus dipertahankan? Orang seperti itu mah buang saja ke tempat sampah #kaboorrr

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah ini diaaaa, setiap kali akoh mau buang. orang lain mungut tuh sampah, trus balikin ke akoh, wakakakakakakakak

      Hapus

Terimakasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, silahkan meninggalkan komentar dengan nama dan url yang lengkap, mohon maaf, percuma ninggalin link di dalam kolom komentar, karena otomatis terhapus :)

Link profil komen saya matikan ya Temans.
Agar pembaca lain tetap bisa berkunjung ke blog masing-masing, gunakan alamat blog di kolom nama profil, terima kasih :)